Senin, 04 Februari 2019

Raport Bukan Sebagai Catatan Amal

Oleh : Ambo Asse, S.Pd (Pengajar SMPN 1 Sei Menggaris Kab. Nunukan Kaltara)

Bulan Desember merupakan bulan penerimaan raport semester ganjil bagi anak sekolah mulai tingkat PAUD sampai pendidikan sekolah menengah. Raport merupakan catatan penilaian yang dilakukan oleh pendidik dalam menilai hasil belajar siswa.


Beragam tanggapan dan respon bagi siswa maupun orang tua ketika membaca raport. Sebagaimana kita pahami dalam penilaian kurikulum 2013 penilain tidak hanya pada aspek pengetahuan saja. Tetapi pada 3 aspek yakni, sikap, pengetahuan dan keterampilan. Sehingga raport akan menggambarkan nilai siswa dalam 3 aspek tersebut. Selain itu pada penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan terdapat 3 bentuk penilaian berupa angka, predikat (huruf A, B, C, dan D), dan deskripsi.

Pada penilaian kurikulum 2013 terdapat 2 model penentuan kkm yakni kkm persekolah dan kkm permapel. Persoalannya, ketika sekolah menentukan kkm permapel dalam artian setiap mapel memungkinkan untuk berbeda kkm sehingga ketika kkm berbeda meskipun nilai akhir sama tetapi predikat bisa berbeda. Contohnya Siswa A mendapat nila 81 untuk Mapel IPA dan Matematika akan tetapi  kkm IPA 75 dan Matematika kkm nya 70, sehingga predikat IPA C dan matematika B.

Penilaian Kurikulum 2013 terbilang rumit dibandingkan dengan penilaian kurikulum sebelumnya. Karena dalam K13 ini penilaiannya begitu detail dalam tiga bentuk nilai terutama dalam penulisan deskripsi yang luar biasa menyita waktu dan tenaga. Tetapi untungnya sedikit terbantu jika menggunakan aplikasi yang secara otomatis memberikan deskripsi.

Pemahaman akan arti penilaian raport siswa penting tidak hanya bagi guru akan tetapi pada siswa, orang tua bahkan masyarakat. Sehingga dengan pemahaman yang baik tidak akan salah dalam menafsirkan dan menerjemahkan dari penilaian. Berdasarkan pengamatan penulis bahwa ketika membaca raport sebagian orang fokus pada peringkat atau ranking. Bahkan ada asumsi ranking menjadi tolak ukur keberhasilan. Jika rangkingnya meningkat dia menganggap suatu keberhasilan jika sebaliknya rangkingnya menurun dia menganggapnya sebagai kegagalan. Anggapan seperti itu tidak seluruhnya benar atau salah. Tetapi jauh dari itu ketika hasil penilaian raport dapat mengguggah dan memberikan respon positif terhadap nilai hasil vonis dari penilai dijadikan momen introspeksi diri bagi siswa. Jika hasilnya kurang dijadikan cambuk dan motifasi untuk memperbaiki. Begitupun dengan jika hasilnya memuaskan disyukuri dan dijadikan motivasi untuk terus meningkatkan prestasinya. Sehingga penilaian raport menjadi bermakna dan berarti.

Mencermati secara dalam dan luas Raport sebenarnya memiliki makna dan arti  yang banyak tergantung sisi dan sudut kita memandangnya. Berikut beberapa makna dan arti raport
1. Raport sebagai hasil proses belajar belum merupakan hasil akhir
2. Dapat dijadikan sebagai alat ukur bakat dan minat anak
3. Dapat mengukur kecondongan kecerdasan otak kanan dan kiri
4. Menggambarkan prestasi belajar anak

Berdasarkan uraian di atas bahwa menanggapi hasil raport siswa haruslah bijak tidak menanggapinya secara berlebihan apalagi penilaian ini adalah penilaian proses belumlah menjadi akhir apalagi menjadi catatan amal yang menentukan seseorang masuk surga atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih, telah berkunjung di blog kami