Rabu, 13 Februari 2019

Andai Akan Datangnya Ajal Diketahui

Kematian atau ajal dari tiap-tiap makhluk yang bernyawa adalah suatu kepastian. Suatu kepastian yang seorang hamba tidak bisa memastikan akan waktu kedatangannya. Tidak memiliki alat ukur untuk memperkirakan apatahlagi memastikan kedatangannya. Tua, muda, dewasa, anak-anak, dan remaja semua sama dalam menghadapi kematian.


Kematian tidak mengira tua atau muda, dewasa atau anak, dan lainnya. Apabila sudah tiba waktunya maka tidak seorang pun mampu untuk menundanya apalagi menghalanginya.

Kabar kematian setiap saat silih datang berganti. Entah kabar dari orang yang kita kenal atau tidak. Kabar dari keluarga dan orang-orang yang kita sayangi di dunia ini. Mereka pergi menjemput kematiannya tanpa memberi kabar sebelum untuk kepergiannya. Ini adalah sunnatulah yang telah ditentukan oleh Maha Pencipta.

Kehidupan ini adalah sebuah antrian menuju pintu kematian. Bagaikan pohon yang memiliki daun yang lebat. Daun pohon akan berguguran satu persatu. Tidak memandang daun kering atau daun mudah yang lebih dulu jatuh. Tidak kira karena sesuatu faktor atau sebab yang diketahui. Pastinya jika tiba saatnya maka gugurlah ia. Begitulah kematian keadaannya. Ia datang tanpa diketahui waktunya.

Kematian, sesungguhnya hal yang biasa dan lumrah dalam kehidupan. Sudah menjadi rumus kehidupan bahwa tiap-tiap bernyawa akan merasakan kematian. Hanya saja, terkadang kita terlena dalam kehidupan yang pana ini. Melupakan tujuan perjalanan kehidupan kita, karena dunia ini adalah perjalanan. Perjalanan mempersiapkan bekal menuju kehidupan abadi yakni akhirat.

Seandainya, kematian seseorang sudah diketahui seorang hamba sebelum tiba saatnya. Pasti setiap hamba menjelang kematiannya menjadi hamba terbaik. Melakukan amalan-amalan terbaik. Melakukan kebaikan sejauh kemampuan yang bisa dia lakukan.

Andai saja waktu kematian seseorang telah diketahui pasti ia akan memfokuskan diri terhadap kematiannya.Ia akan melupakan segalanya mempersiapkan diri menghadapinya.  Kematian yang akan dilaluinya penuh pertanyaan untuk mempertanggingjawabkan kehidupannya.

Andai saja kematian seorang hamba dapat diketahui waktunya pasti seorang hamba lebih banyak menangis ketimbang tertawa.   Menangisi setiap dosa dan kemaksiatan yang berlalu yang akan dipertanggungjawabkan terhadap Rabbnya. Menangisi setiap waktu ia lalaikan berlalu dengan kesia-siaan.

Andai saja seorang anak mengetahui sesaat lagi akan menjemput ajal pasti akan melakukan bakti terbaik bagi kedua orang tuanya. Mempersembahkan ketaatan kepada kedua orang tua yang telah membesarkan dan melahirkannya. Semua pasti akan dilakukan  yang terbaik.

Andai saja kematian seorang hamba dapat diketahui. Seorang hamba mengetahui kapan waktu ajal menjemput. Niscaya setiap hamba mengetahui masih sisa umurnya. Ketika umur dirasakan masih panjang. Kemungkinan, dengan bisikan dan godaan syetan untuk berleluasa bermaksiat. Melakukan kejahatan dan dosa. Karena ia tahu masih lama ajalnya serta masih ada waktu untuk bertaubat.

Demikianlah, kemahakuasaan dan keadilan Allah Azza wa Jallah yang memberikan tabir akan datanganya maut. Tabir pengujian kepada hamba menjadi hamba terbaik. Pengujian untuk meraih syurga atau neraka. Pantas bagi mereka yang mempersembahkan hidupnya dalam mewujudkan pengabdian dan penghambaan diri terhadap Rab semesta alam.

Allah Azza wa Jallah memberikan ujian kepada tiap-tiap hambanya. Ujian berupa kesenangan maupun ujian kesusahan. Memberikan berbagai fasilitas kemewahan dan kesenangan dunia. Sesungguhnya nikmat tersebut sekaligus ujian terhadap hambanya. Menguji akan  rasa syukur dan tanggungjawab terhadap nikmat. Bagi seorang hamba yang menyalahgunakan nikmat akan disediakan azab oleh sang pencipta. Begitupula sebaliknya nikmat yang digunakan pada kebaikan akan mendapat balasan syurga Allah Subehanahu wa ta'ala.

Begitupun ujian berupa kesusahan. Kehilangan harta, kehilangan orang tersayang, hilangnya nikmat kesehatan dan lainnya. Hal itu merupakan bentuk ujian terhadap hamba. Seberapa kuatnya iman dan sabar yang dimiliki seorang hamba. Hingga akhirnya layak mendapat sisi istimewa di sisi Allah Subehanahu wata'ala.

Sesungguhnya, menapaki hidup dalam kehidupan ini adalah pengabdian dan pengorbanan terhadap Allah Azza wa Jallah. Sebagai bentuk ujian terhadap hambanya. Siapa yang taat terhadap perintah dan larangan Allah. Serta menguji hambanya yang ingkar terhadap Rabbnya. Sesungguhnya setiap perbuatan dan amalan semua akan dipertanggungjawabkan kelak. Maka sungguh beruntung bagi yang menerima balasan nikmat. Namun celakalah bagi yang mendapat azab atas keingkaran nikmat....

13 komentar:

Terima kasih, telah berkunjung di blog kami